Serba-serbi Jurusan IPA-IPS-Bahasa Dihapus di SMA: Kurikulum Merdeka Berlaku

Edukasi, News119 Views

AMBONPOS.COM – Sejak diberlakukannya Kurikulum Merdeka pada tahun 2021, jurusan IPA, IPS, dan Bahasa di SMA telah resmi dihapuskan. Keputusan ini bertujuan mengakhiri pandangan bahwa satu jurusan lebih superior dibanding yang lain, serta memberikan kesempatan lebih besar bagi siswa untuk mengeksplorasi minat dan bakat mereka.

Menurut Anindito Aditomo, Kepala BSKAP Kemendikbudristek, siswa kelas X akan mengikuti mata pelajaran IPA dan IPS secara terpadu. Pada kelas XI dan XII, mereka dapat memilih dari tujuh mata pelajaran pilihan dengan durasi 180 jam dan 160 jam per tahun, bertujuan untuk menyesuaikan dengan minat, bakat, serta rencana studi mereka di masa depan.

Nino menambahkan bahwa pendekatan ini memungkinkan siswa untuk lebih fokus dan mendalam dalam membangun basis pengetahuan yang relevan dengan aspirasi karier mereka. Hal ini berbeda dengan sistem sebelumnya yang cenderung memaksa siswa memilih jurusan tanpa pertimbangan mendalam terhadap minat dan kecenderungan individu mereka.

Keputusan ini juga diapresiasi karena menghilangkan diskriminasi terhadap siswa dari jurusan non-IPA dalam proses seleksi masuk perguruan tinggi. Dengan Kurikulum Merdeka, semua lulusan SMA dan SMK memiliki kesempatan yang sama untuk melamar ke berbagai program studi tanpa dibatasi oleh jurusan asal mereka.

Meski demikian, kebijakan ini tidak lepas dari kritik. Koordinator JPPI, Ubaid Matraji, menyoroti adanya mata pelajaran pilihan yang minim peminat di beberapa sekolah, berpotensi mengganggu kesejahteraan guru yang tergantung pada jumlah jam mengajar minimum untuk mendapatkan tunjangan.

Wijaya MPd dari PB PGRI juga menambahkan bahwa variasi minat siswa dapat mengakibatkan tantangan bagi penempatan guru yang mengajar mata pelajaran pilihan dengan peminat yang tidak seimbang. Hal ini dapat mempengaruhi kesejahteraan guru dan keefektifan pengajaran di lapangan.

Meskipun demikian, implementasi Kurikulum Merdeka terus menjadi eksperimen penting dalam upaya meningkatkan kesetaraan dan fleksibilitas pendidikan di Indonesia, mengarah pada pemenuhan kebutuhan individual dan kesempatan yang lebih adil bagi setiap siswa SMA.