AMBONPOS.COM – PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) telah memulai pembayaran pembengkakan biaya (cost overrun) proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, yang totalnya mencapai 1,2 miliar dolar AS atau sekitar Rp 19,54 triliun. Pembayaran ini menggunakan dana pinjaman dari China Development Bank (CDB) senilai 230.995.000 dolar AS dan 1.542.787.560 renminbi, totalnya setara Rp 6,98 triliun.
Pinjaman dari CDB diterima oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero) pada 7 Februari 2024. General Manager Corporate Secretary KCIC, Eva Chairunisa, mengonfirmasi bahwa pembayaran cost overrun telah dimulai tahun ini sesuai dengan alokasi yang direncanakan.
“Kami telah memulai pembayaran sesuai alokasi dari awal,” ujar Eva saat ditemui di Depo Kereta Cepat Tegalluar, Bandung, Senin (29/7/2024).
Eva tidak merinci nilai cost overrun yang telah dibayar atau skema pembayaran lebih lanjut. Dengan berkurangnya beban cost overrun, KCIC kini fokus meningkatkan jumlah penumpang Kereta Cepat Whoosh untuk mencapai target 29.000 penumpang per hari. Per Juli 2024, jumlah penumpang harian Whoosh mencapai 17.000-18.000 pada hari kerja dan 18.000-22.000 saat akhir pekan.
“Pembayaran telah dialokasikan, jadi fokus kami kini adalah meningkatkan volume penumpang,” tambahnya.
Pinjaman CDB dialokasikan kepada PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI), anak usaha PT KAI yang terlibat dalam konsorsium Indonesia di KCIC. Pinjaman sebesar Rp 6,98 triliun ini menutupi 75 persen dari cost overrun KCJB yang ditanggung konsorsium Indonesia, sementara 25 persen sisanya akan dipenuhi melalui penyertaan modal negara (PMN).
Total cost overrun KCJB yang disepakati pemerintah Indonesia dan China adalah 1,2 miliar dolar AS (Rp 18,6 triliun), dengan 60 persen ditanggung konsorsium Indonesia dan 40 persen oleh konsorsium China.